Mengenai Saya

Foto saya
Saya sangat suka berorganisasi, tentunya karena saya tinggal didesa maka organisasi lokal yang digeluti. saat ini menjabat sebagi ketua umum FKPI ( Forum Komunikasi Pemuda Islam ), Ketua HPMT ( Himpunan Pemberdayaan Masyarakat Tambang ), Sekretaris Yayasan MAWADDAH bergerak dibidang Pemberdayaan, Ketua Umum IKBPA ( Ikatan Keluarga Besar Al Falah Tanah Laut )

Senin, 18 April 2011

TUALAN INVESTASI MASA DEPAN

Sinar matahari sangat terasa panas menyinari tubuh ku, sangat gerah rasanya dan membuatku menancap laju motorku agar cepat sampai kekantor. Rasanya tak kuat ku rasakan sinar mentari itu sangat terasa sekali panasnya, terbukti sesampainya aku dikantor rasa gerah tetap tidak bisa hilang meski ruangan ku disejukkan AC yang menerpa tubuh ku dengan lembut.


AC tidak hentin-hentinya membelai lembut muka dan tangan ku dan seakan dia tak pernah jemu menyebarkan aroma harumnya ukhusus untuk ku,  rasa ngantukpun dia tidak mau tinggal diam, dengan lembutnya dia  menghampiriku dan merayu ku agar aku terlelap dan tidur dengan nyenyak.


Tapi, aku teringat dengan saudara-saudara ku yang tidak mungkin bisa merasakan apa yang aku rasakan, mareka tidak bisa lari dari rialita dan rutinitas. Saudaraku disana tidak bisa lepas dari tuntutan kebutuhan anak istri, mareka tidak bisa lari dari tanggung jawab yang menyebabkan mareka tidak bisa membedakan antara panas dan tidak, antara hujan dan dingin.


Mareka seakan-akan tak peduli dengan perubahan suhu dan udara, saudaraku tak tau dirasa, seakan-akan tubuh mareka tidak bisa membedakan rasa panas dan dingin. Mungkin tubuh mareka sudah terlatih untuk itu, sehingga mareka tidak peduli lagi dengan kondisi yang ada. Yang mareka tau, bagaimana dapur mareka agar bisa berasap dan ada yang dimasak.


Hujan panas sudah menjadi kuah makan mareka, tak sedikitpun mareka gentar dengan dua cuaca tersebut. Selama mareka bisa bekerja, selama karungan bisa diisi selama itu pula gancu tak berhenti berayun mengikuti irama hati pemegangnya. Satu demi satu batu bara lepas dari sarangnya, satu demi satu pula keringat yang jatuh berbarengan dengan jatuhnya ayunan gancu.


Inilah putret daerah ku, putret ini amat indah bila dilihat dari sisi ekonomisnya, tidak jarang kita temui pekarangan rumah memiliki kolam besar yang isinya manusia. Bayangkan saja persis dibelakang rumah dibuka tambang rakyat. Sangat menguntungkan secara ekonomi bagi pemilik tambang tualan. Dua sampai tiga ret perhari minimal batu terjual dari tambang mini tersebut. Bayangkan sangat menguntungkan bukan?????


Tapi yang jadi pikiran ku, apakah proyek tambang tualan ini akan menjamin tercukupinya kebutuhan saudaraku. Apakah saudaraku dapat memahami kalo industri tualan tersebut bersipat semantara yang tak mungkin bertahan sampai puluhan an tahun. kalau saudara-saudara ku dapat memahaminya, maka yang seharusnya terjadi mareka sedari sekarang memikirkan investasi untuk masa depan mareka.


Sudah sepantasnya bos-bos tambang mini ini dari sekarang berpikir kedepan dan merancang investasi yang bernilai jual tinggi untuk anak cucu mareka masing-masing. Jadikanlah Kolam uang ini sebagai batu loncatan untuk mencapai ketahapan yang lebih mapan lagi.


Aku memimpikan akan banyak lahir pengusaha baru didaerahku, kalau mareka mau belajar mengelola keuangan yang ada dan mau lebih  teliti dalam mengatur keluar masuk keuangan mareka.Tapi kalu tidak seperti ini, maka kolam batu akan menjadi cerita pahit dikemudian hari.


AKU BERHARAP SEMUANYA MENJADI BAIK DAN TERKENDALI....
SEMOGA KEBERKAHAN SELALU MENGIKUTI USAHA SAUDARA KU....
TOLONG JANGAN LUPA SISIHKAN DARI KEUNTUNGAN MU UNTUK ORANG YANG MEMBUTUHKANNYA,,,


TETAPLAH BERJUANG UNTUK BANGSA MU DAN BANGSA KU

1 komentar:

  1. Kondisi dilematis memang kerap terjadi manakala satu tuntutan harus dipenuhi dalam takaran yang tidak mungkin untuk di tunda. Dalam bahasa normatif adalah sandang, pangan dan papan. Deretan kebutuhan ini bertambah dengan kesehatan, pendidikan dan mungkin sedikit kenyamanan.

    Tualan (atau kegiatan tambang manual batubara) adalah sinergi antara tersedianya sumber daya, baik alam maupun manusia yang ditunjang oleh tidak adanya sistem preventif yang memadai untuk mengantarkan tualan ini naik kelas menjadi kegiatan yang lebih legal. Sehingga tualan membentuk sistemnya sendiri yang menyebabkan industri padat karya ini rawan terhadap berbagai resiko. Sebenarnya tugas pemerintah tinggal menata dan membuat sistem yang memungkinkan kegiatan tualan ini menjadi lebih market oriented dan mampu mengentaskan ratusan jiwa yang menggantungkan hidup dari sektor ini. Tanpa adanya campur tangan yang meningkatkan nilai tambah tualan, dapat dipastikan di akhir kegiatan hanya akan menyisakan kemiskinan dan kerusakan lingkungan.

    Langkah yang dapat dilakukan adalah duduk bersama dengan seluruh pihak yang berkepentingan untuk menghasilkan rencana aksi yang nyata bagaimana masa depan tualan ini.

    Saat ini dan masa-masa yang belum tentu ke depan, para pelaku tualan masih bisa melakukan kegiatan tualan dengan mudah. Namun seiring waktu dan dalamnya lobang galian, resiko tualan bukan semakin ringan. Nasib mereka akan semakin suram, seiring tenggelamnya mentari di ufuk barat.

    Semoga ada harapan dibalik kegundagan para pelaku tualan, mereka hanya mencari sebatas mereka mampu. Memvonis dan melarang tanpa ada jalan keluar adalah kezaliman. Laranglah kegiatan tualan dengan diiringi gandengan tangan untuk melakukan usaha lain yang menguntungkan dan berkelanjutan. Tanpa itu semua, kegiatan razia dan larangan hanyalah akan menciptakan militansi kegiatan tualan menjadi lebih luas lagi.

    Mari bergandengan tangan menciptakan kehidupan yang lebih baik lagi dengan dasar kasih sayang dan keadilan. Semoga. Insya Allah.
    Salam pemberdayaan
    Basyori Saini

    BalasHapus