Mengenai Saya

Foto saya
Saya sangat suka berorganisasi, tentunya karena saya tinggal didesa maka organisasi lokal yang digeluti. saat ini menjabat sebagi ketua umum FKPI ( Forum Komunikasi Pemuda Islam ), Ketua HPMT ( Himpunan Pemberdayaan Masyarakat Tambang ), Sekretaris Yayasan MAWADDAH bergerak dibidang Pemberdayaan, Ketua Umum IKBPA ( Ikatan Keluarga Besar Al Falah Tanah Laut )

Minggu, 21 Oktober 2012

Penambang liar dan investasi masa depan

Mau tidak mau pengakuan terhadap penambang liar dimata masyarakat sangat populer. mereka ini adalah bos bos besar yang berkeliaran dibelakang rumah dan kebun penduduk.

Setiap saat dan waktu mereka ada bersama karyawan dan masyarakat. Mereka sangat akrab sekali. Nuansa kekeluargaan mereka bangun dengan indahnya.

Suasana kekeluargaan tersebut menjadi pemandangan yang sangat enak dilihat dan dipandang. Seandainya diperusahaan besar ada semacam ini saya yakin akan banyak masyarakat yang marginal bisa ikut bekerja.

Ingat masyarakat miskin yang minim pendidikan, hati ini sangat miris sekali.

Mereka selalu senyum menikmati hujan dan panas bahkan bermandikan lumpur. Pekerja kasar yang berpendidkan minim tersebut tidak mengeluh apakan lagi demo. Mereka hanya berpikir dan bersyukur sudah dapat kerjaan dan cukup untuk menghidupi keluarganya sehari-hari.

Disatu sisi, diperusahaan besar dan berkelas pekerja non ijazah ini tidak laku bahkan jadi bahan ejekan dan peloncoan para staf yang sok ngebos. Sangat menyedihkan dikala mereka duduk bersama selalu saja tahta dan jabatan jadi ukuran. Jangankan makan bersama tegur sapa saja sangatlah susahnya.

Ngebos, bergaya bos sok punya uang banyak, padahal dia juga pesuruh pemilik modal. Si sok bos tidak sadar bahwa hakekatnya dia sama dengan kaum marginal. sama-sama jadi babu atau pesuruh dimana tempatnya bekerja.

ingin   sekali hati ini melihat nuansa kekeluargaan disetiap bidang usaha atau dunia usaha. Disana tidak ada bos dan bawahan yang ada  hanyalah tim. Tim yang selalu bekerja keras untuk mencapai tujuan yang sama sesuai dengan pungsi dan jabatannya masing-masing.

Kalau saja, tambang elegal bisa dilegalkan,,,

saya punya keyakinan akan banyak lahir pengusaha muda, pengusaha non ijazah. Namun sayang seribu sayang itu tidak mungkin dan saya juga sangat dapat memahaminya.

Saat yang harus dipikirkan oleh bos bos besar kaum marginal, bagaimana mereka bisa menginvestasikan hasil usaha elegalnya untuk persiapan masa depan.

Sekaranglah  waktunya untuk membuka wawasan dan keberanian untuk terjun kedunia usaha legal.
yakinkan saja dari saat ini sudah harus dipikir besok kaki kita harus melangkah kemana.

saya tunggu pengusaha elegal menjadi tuan rumah di rumahnya sendiri dengan modal elegal.

By,
Bang Bir One

Senin, 05 Desember 2011

Tualan terselubung TAMING Pelaku Bisnis Batubara.

Problem pekerja tualan saat ini sangat memperihatinkan, mulai dari musim penghujan yang setiap saat selalu membanjiri kolam emas hitam sampai pada beralihnya tenaga karungan ke baket baja tenaga mesin.


Tren tualan bergeser kepada pertambangan elegal, diamana hampir disetiap titik tualan karungan sekarang menjadi tambang berkedok tualan.


Pertambangan akan berjalan melenggak lenggok seakan tidak ada yang ditakuti, seakan mereka mengantongi izin yang legal.


Pertanyaan muncul, dimana hukum kita sekarang? kemana aparat kita saat ini? mereka tidak terlihat bahkan tidak ada. Apakah pertambanagan ini dibenarkan ataukah ini ada karena mereka sendiri yang ciptakan.


kita sebagai masyarakat biasa, tentunya sangat senang dengan adanya kegiatan semacam ini. Sangat banyak memberikan dampak langsung kepada masyarakat bawah. Mereka langsung bisa bekerja tanpa melalui tes dan seleksi dan hasil yang didapat sangat memuaskan.


Namun, tren pertambangan tualan saat ini berubah.


Pertama, Sangat banyak masyarakat yang mengeluh dan kesulitan mencari pekerjaan. Dulu alat berat cuman mengupas tanah penutup batubara saja, dan masyarakta yang menggancu, mengarungi dan menaikkan kedalam mobil.


Kedua, Tualan naik pangkat lagi, alat berat mengupas tanah penutupnya dan melakukan  pengarukan batu bara. kemudian masyarakat yang mengarungi dan menaikkan kedalam mobil. 


Ketiga, Sekarang yang terjadi, tumbuh berkembang bak jamur dimusim hujan, mulai dari membuka lahan seluas-luasnya, mengupas tanah penutup menggunakan tronton, mengangkat batu bara langsung ke mobil. itu semua dilakukan oleh alat berat. dan tidak ada lagi tenaga manusia. inilah yang disebut dengan tualan terselubung.


Tualan beralih nama menjadi tambang, dan akan berubah kembali ke tualan ( tenaga manusia) bila ada kabar razia. Pekerja tualan hanya menjadi TAMING para pelaku bisnis batu bara elegal.


Harapannyaa,, pekerjakanlah masyarakat dengan maksimal agar mereka keluar dari kemiskinan. 


Dalam dunia bisnis pastilah yang dicari untung dan itu kami sangat sepakat. Tapi alangkah indahnya keuntungan itu juga menjadi berkah bagi pekerja yang lainnya dengan selalu mengoptimalkan  tenaga mereka dalam setiap butiran batu bara.


Teruslah berpihak kepada masyarakat kecil...


Salam
Bang Bir.

Minggu, 27 November 2011

Tambang di Tengah Kampung.

Sangat sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan, terkadang kita lupa bahwa yang kita dapat itu adalah sesuatu yang sangat dipertanyakan nantinya diakhirat .


Mungkin kata-kata itu yang pas saya ucapkan, saya menyakini bahwa apapun yang didapat, bahkan cara mendapatkannya akan menjadi topik bahasan utama, pada saat sidang terakhir di akhirat nanti.


kalau kita mau berpikir dan mempertimbangkan aspek negatifnya. yakinlah pasti kita akan membuat sejarah hidup yang terbaik untuk anak cucu kita nantinya.


Mencari nafkah itu wajib dan menjadi kaya sangat dianjurkan oleh agama kita, namun apakah kita mau berpikir. tidak semua pekerjaan baik itu dibenarkan dan berkah.


Saya belum dapat memikirkan secara dalam dan jauh, apakah menimbun harta dengan mengeruk hasil bumi ditengah perkampungan itu dibenarkan ?.


saya sangat memahami betapa susahnya saudara kita mencari nafkah, itu semua karena mereka tidak berbekal dan dibekali oleh skill yang mumpuni, sehingga mereka termarginalkan oleh kondisi dan keadaan. sehingga tatkala tualan menjadi alternatif yang menjanjikan semua masyarakat berlomba-lomba menjadi bos-bos kecil ditengah perkampungan, dengan dalih memiliki lahan atau mempunyai modal  satu sampai dua juta.


Menjamurnya pekerja tualan dan bos kecil tualan, harapan saya akan menjadi langkah awal memperbaiki tarap hidup mereka. Dengan bekerja manualan mereka bisa menyekolahkan anak, bikin rumah dan investasi dibidang pertanian, perkebunan bahkan peternakan. Tapi nyatanya saya keliru.......


Tidak sedikit dari hasil menualan tersebut raib dimeja perjudian dan glamornya pergaulan... sehingga dapat sore pagi cari lagi,,, Saya tidak bisa sebutkan mengapa ini terjadi. tapi saya yakin ini sudah menjadi rahasia umum dan semua orang tau.... 


Kesedihan saya tidak cukup sampai disini,,,,


Ternyata sekarang alat berat membelah kampung dan hampir saja jalan utama diputus.
 Tambang ditengah kampung didaerah kami menjadi tren baru, menjanjikan bahkan menyenangkan.


Saya mau bertanya masalah ini kemana? siapa yang salah. Apakah orang tua kami yang lugu itu yang salah, ataukah mereka hanya menjadi tameng dan boneka oleh oknum tertentu. Yang jelas ini semua pasti ada yang salah..


Siapa yang bertanggung jawab terhadap kobangan besar ini nantinya,,,


Tambang di tengah kampung menjadi kesenangan sementra dan alat meraup kekayaan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.


Tualan menjadi pertambangan ilegal dan bahkan dilegalkan oleh orang-orang tertentu.


kasian KAMPUNG KU, maafkan aku tidak bisa berbuat,,,
Tapi yakinlah suatu saat kita akan tau kebenarannya..


Salam
Bang Bir.

Minggu, 13 November 2011

ASPEK MORALITAS VS BATU BARA

Batu bara laksana emas hitam yang sangat menjanjikan dan mempesona, setiap orang yang kenal dengan benda tersebut pastilah memimpikan " seandainya saya punya lahan 1,5 hektar saja, pasti saya sudaha menjadi kaya, bisa beli motor, mobil dan beristri lagi." Kata sang pemimpi.


Batu baru bara memang sangat menguntungkan dan cepat membuat orang menjadi kaya. Namun harus ingat batu bara juga bisa membuat orang gelap mata dan hilang akal sehat.


Bayangkan gara-gara 1,5 hikter lahan batu bara bisa memutuskan tali persaudaraan bahkan antara anak dan orang tua. Tidak jarang  permusuhan terjadi antara kakak beradik karena sengketa tanah warisan yang didalamnya terkandung emas hitam tersebut.


Yang lebih eronisnya lagi, yang nyata-nyata tidak punya tanah atau lahan , berani sekali merebut lahan orang lain dengan nyawa taruhannya. jelas saja pemilik tanah yang notabeni orang lokal tidak berani berbuat banyak mempertahankan lahan tersebut, karena kalau mereka berani maka akan berhadapan langsung dengan para premanisme.


sangat mengerikan sistem perjudian, untuk mendapatkan emas hitam .


Para pelaku usaha batu bara kalau pas kena rezikinya, apa saja bisa dibeli dan dimiliki, tapi kalu pas kena apesnya  celana dalam pun kalau bisa dijual akan dijual untuk memupuk modal buat usaha tersebut.


Akhirnya, tidak salah bagi saudara ku yang mencoba mencari peruntungan  dengan batu bara, silahkan saja dan yakinlah anda pasti berhasil. Tapi kalau boleh saya  nyumbang saran pikirkanlah aspek moralitas dan bikinlah perancanaan yang tepat, agar tidak ada yang dirugikan.
Okeee semangat saudara Kuu..


Salam
Bang Bir

Rabu, 09 November 2011

Dilematisnya Pekerja Tualan

Kondisi dilematis memang kerap terjadi manakala satu tuntutan harus dipenuhi dalam takaran yang tidak mungkin untuk di tunda. Dalam bahasa normatif adalah sandang, pangan dan papan.Deretan kebutuhan ini bertambah dengan kesehatan, pendidikan dan mungkin sedikit kenyamanan. 

Tualan (atau kegiatan tambang manual batubara) adalah sinergi antara tersedianya sumber daya, baik alam maupun manusia yang ditunjang oleh tidak adanya sistem preventif yang memadai untuk mengantarkan tualan ini naik kelas menjadi kegiatan yang lebih legal.

 Sehingga tualan membentuk sistemnya sendiri yang menyebabkan industri padat karya ini rawan terhadap berbagai resiko. 

Sebenarnya tugas pemerintah tinggal menata dan membuat sistem yang memungkinkan kegiatan tualan ini menjadi lebih market oriented dan mampu mengentaskan ratusan jiwa yang menggantungkan hidup dari sektor ini. Tanpa adanya campur tangan yang meningkatkan nilai tambah tualan, dapat dipastikan di akhir kegiatan hanya akan menyisakan kemiskinan dan kerusakan lingkungan. 

Langkah yang dapat dilakukan adalah duduk bersama dengan seluruh pihak yang berkepentingan untuk menghasilkan rencana aksi yang nyata bagaimana masa depan tualan ini.

Saat ini dan masa-masa yang belum tentu ke depan, para pelaku tualan masih bisa melakukan kegiatan tualan dengan mudah. Namun seiring waktu dan dalamnya lobang galian, resiko tualan bukan semakin ringan. Nasib mereka akan semakin suram, seiring tenggelamnya mentari di ufuk barat.  

Semoga ada harapan dibalik kegundagan para pelaku tualan, mereka hanya mencari sebatas mereka mampu.

Memvonis dan melarang tanpa ada jalan keluar adalah kezaliman. Laranglah kegiatan tualan dengan diiringi gandengan tangan untuk melakukan usaha lain yang menguntungkan dan berkelanjutan. Tanpa itu semua, kegiatan razia dan larangan hanyalah akan menciptakan militansi kegiatan tualan menjadi lebih luas lagi.

 Mari bergandengan tangan menciptakan kehidupan yang lebih baik lagi dengan dasar kasih sayang dan keadilan. Semoga. Insya Allah.

Salam pemberdayaan 
  Basyori Saini

Senin, 15 Agustus 2011

Tetesan keringan Pekerja Tualan

Mayarakat pekerja tualan tentunya sangat berharap banyak dari hasil usahanya tersebut. Tak perduli bentuk usahanya dibenarkan atau tidak oleh pemerintah.


Pekerjaan manual adalah sebuaha pekerjaan yang sangat menjanjikan dan menjadi primadona dimasyarakat kintap dan sekitarnya.


olehnya pemerintah seharusnya memberikan solusi yang terbaik agar tualan ini menjadi usaha masyarakat yang legal. Atau kalau memang tidak bisa dilegalkan pemerintah harus menyiapkan lapangan usaha yang baru agar masyakat bisa mendapatkan hasil setiap hari.




Razia bukan solusi yang tepat untuk mencegah mereka dari bahanya tertimbun tanah longsor, Razia, cuman jadi simbol " kegiatan ",  bukan sebagai solusi perbaikan ekonomi masayarakat miskin.  razia mejadi usaha yang paling menguntungkan dan menggiurkan. Bagi para OKNUM yang rela mengail uang dari keringat  pekerja tualan.






Saatnya kita merenung ...
siapakah yang salah dalam hal ini...


Salam
bang bir

Senin, 18 April 2011

TUALAN INVESTASI MASA DEPAN

Sinar matahari sangat terasa panas menyinari tubuh ku, sangat gerah rasanya dan membuatku menancap laju motorku agar cepat sampai kekantor. Rasanya tak kuat ku rasakan sinar mentari itu sangat terasa sekali panasnya, terbukti sesampainya aku dikantor rasa gerah tetap tidak bisa hilang meski ruangan ku disejukkan AC yang menerpa tubuh ku dengan lembut.


AC tidak hentin-hentinya membelai lembut muka dan tangan ku dan seakan dia tak pernah jemu menyebarkan aroma harumnya ukhusus untuk ku,  rasa ngantukpun dia tidak mau tinggal diam, dengan lembutnya dia  menghampiriku dan merayu ku agar aku terlelap dan tidur dengan nyenyak.


Tapi, aku teringat dengan saudara-saudara ku yang tidak mungkin bisa merasakan apa yang aku rasakan, mareka tidak bisa lari dari rialita dan rutinitas. Saudaraku disana tidak bisa lepas dari tuntutan kebutuhan anak istri, mareka tidak bisa lari dari tanggung jawab yang menyebabkan mareka tidak bisa membedakan antara panas dan tidak, antara hujan dan dingin.


Mareka seakan-akan tak peduli dengan perubahan suhu dan udara, saudaraku tak tau dirasa, seakan-akan tubuh mareka tidak bisa membedakan rasa panas dan dingin. Mungkin tubuh mareka sudah terlatih untuk itu, sehingga mareka tidak peduli lagi dengan kondisi yang ada. Yang mareka tau, bagaimana dapur mareka agar bisa berasap dan ada yang dimasak.


Hujan panas sudah menjadi kuah makan mareka, tak sedikitpun mareka gentar dengan dua cuaca tersebut. Selama mareka bisa bekerja, selama karungan bisa diisi selama itu pula gancu tak berhenti berayun mengikuti irama hati pemegangnya. Satu demi satu batu bara lepas dari sarangnya, satu demi satu pula keringat yang jatuh berbarengan dengan jatuhnya ayunan gancu.


Inilah putret daerah ku, putret ini amat indah bila dilihat dari sisi ekonomisnya, tidak jarang kita temui pekarangan rumah memiliki kolam besar yang isinya manusia. Bayangkan saja persis dibelakang rumah dibuka tambang rakyat. Sangat menguntungkan secara ekonomi bagi pemilik tambang tualan. Dua sampai tiga ret perhari minimal batu terjual dari tambang mini tersebut. Bayangkan sangat menguntungkan bukan?????


Tapi yang jadi pikiran ku, apakah proyek tambang tualan ini akan menjamin tercukupinya kebutuhan saudaraku. Apakah saudaraku dapat memahami kalo industri tualan tersebut bersipat semantara yang tak mungkin bertahan sampai puluhan an tahun. kalau saudara-saudara ku dapat memahaminya, maka yang seharusnya terjadi mareka sedari sekarang memikirkan investasi untuk masa depan mareka.


Sudah sepantasnya bos-bos tambang mini ini dari sekarang berpikir kedepan dan merancang investasi yang bernilai jual tinggi untuk anak cucu mareka masing-masing. Jadikanlah Kolam uang ini sebagai batu loncatan untuk mencapai ketahapan yang lebih mapan lagi.


Aku memimpikan akan banyak lahir pengusaha baru didaerahku, kalau mareka mau belajar mengelola keuangan yang ada dan mau lebih  teliti dalam mengatur keluar masuk keuangan mareka.Tapi kalu tidak seperti ini, maka kolam batu akan menjadi cerita pahit dikemudian hari.


AKU BERHARAP SEMUANYA MENJADI BAIK DAN TERKENDALI....
SEMOGA KEBERKAHAN SELALU MENGIKUTI USAHA SAUDARA KU....
TOLONG JANGAN LUPA SISIHKAN DARI KEUNTUNGAN MU UNTUK ORANG YANG MEMBUTUHKANNYA,,,


TETAPLAH BERJUANG UNTUK BANGSA MU DAN BANGSA KU