Mengenai Saya

Foto saya
Saya sangat suka berorganisasi, tentunya karena saya tinggal didesa maka organisasi lokal yang digeluti. saat ini menjabat sebagi ketua umum FKPI ( Forum Komunikasi Pemuda Islam ), Ketua HPMT ( Himpunan Pemberdayaan Masyarakat Tambang ), Sekretaris Yayasan MAWADDAH bergerak dibidang Pemberdayaan, Ketua Umum IKBPA ( Ikatan Keluarga Besar Al Falah Tanah Laut )

Minggu, 27 November 2011

Tambang di Tengah Kampung.

Sangat sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan, terkadang kita lupa bahwa yang kita dapat itu adalah sesuatu yang sangat dipertanyakan nantinya diakhirat .


Mungkin kata-kata itu yang pas saya ucapkan, saya menyakini bahwa apapun yang didapat, bahkan cara mendapatkannya akan menjadi topik bahasan utama, pada saat sidang terakhir di akhirat nanti.


kalau kita mau berpikir dan mempertimbangkan aspek negatifnya. yakinlah pasti kita akan membuat sejarah hidup yang terbaik untuk anak cucu kita nantinya.


Mencari nafkah itu wajib dan menjadi kaya sangat dianjurkan oleh agama kita, namun apakah kita mau berpikir. tidak semua pekerjaan baik itu dibenarkan dan berkah.


Saya belum dapat memikirkan secara dalam dan jauh, apakah menimbun harta dengan mengeruk hasil bumi ditengah perkampungan itu dibenarkan ?.


saya sangat memahami betapa susahnya saudara kita mencari nafkah, itu semua karena mereka tidak berbekal dan dibekali oleh skill yang mumpuni, sehingga mereka termarginalkan oleh kondisi dan keadaan. sehingga tatkala tualan menjadi alternatif yang menjanjikan semua masyarakat berlomba-lomba menjadi bos-bos kecil ditengah perkampungan, dengan dalih memiliki lahan atau mempunyai modal  satu sampai dua juta.


Menjamurnya pekerja tualan dan bos kecil tualan, harapan saya akan menjadi langkah awal memperbaiki tarap hidup mereka. Dengan bekerja manualan mereka bisa menyekolahkan anak, bikin rumah dan investasi dibidang pertanian, perkebunan bahkan peternakan. Tapi nyatanya saya keliru.......


Tidak sedikit dari hasil menualan tersebut raib dimeja perjudian dan glamornya pergaulan... sehingga dapat sore pagi cari lagi,,, Saya tidak bisa sebutkan mengapa ini terjadi. tapi saya yakin ini sudah menjadi rahasia umum dan semua orang tau.... 


Kesedihan saya tidak cukup sampai disini,,,,


Ternyata sekarang alat berat membelah kampung dan hampir saja jalan utama diputus.
 Tambang ditengah kampung didaerah kami menjadi tren baru, menjanjikan bahkan menyenangkan.


Saya mau bertanya masalah ini kemana? siapa yang salah. Apakah orang tua kami yang lugu itu yang salah, ataukah mereka hanya menjadi tameng dan boneka oleh oknum tertentu. Yang jelas ini semua pasti ada yang salah..


Siapa yang bertanggung jawab terhadap kobangan besar ini nantinya,,,


Tambang di tengah kampung menjadi kesenangan sementra dan alat meraup kekayaan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.


Tualan menjadi pertambangan ilegal dan bahkan dilegalkan oleh orang-orang tertentu.


kasian KAMPUNG KU, maafkan aku tidak bisa berbuat,,,
Tapi yakinlah suatu saat kita akan tau kebenarannya..


Salam
Bang Bir.

Minggu, 13 November 2011

ASPEK MORALITAS VS BATU BARA

Batu bara laksana emas hitam yang sangat menjanjikan dan mempesona, setiap orang yang kenal dengan benda tersebut pastilah memimpikan " seandainya saya punya lahan 1,5 hektar saja, pasti saya sudaha menjadi kaya, bisa beli motor, mobil dan beristri lagi." Kata sang pemimpi.


Batu baru bara memang sangat menguntungkan dan cepat membuat orang menjadi kaya. Namun harus ingat batu bara juga bisa membuat orang gelap mata dan hilang akal sehat.


Bayangkan gara-gara 1,5 hikter lahan batu bara bisa memutuskan tali persaudaraan bahkan antara anak dan orang tua. Tidak jarang  permusuhan terjadi antara kakak beradik karena sengketa tanah warisan yang didalamnya terkandung emas hitam tersebut.


Yang lebih eronisnya lagi, yang nyata-nyata tidak punya tanah atau lahan , berani sekali merebut lahan orang lain dengan nyawa taruhannya. jelas saja pemilik tanah yang notabeni orang lokal tidak berani berbuat banyak mempertahankan lahan tersebut, karena kalau mereka berani maka akan berhadapan langsung dengan para premanisme.


sangat mengerikan sistem perjudian, untuk mendapatkan emas hitam .


Para pelaku usaha batu bara kalau pas kena rezikinya, apa saja bisa dibeli dan dimiliki, tapi kalu pas kena apesnya  celana dalam pun kalau bisa dijual akan dijual untuk memupuk modal buat usaha tersebut.


Akhirnya, tidak salah bagi saudara ku yang mencoba mencari peruntungan  dengan batu bara, silahkan saja dan yakinlah anda pasti berhasil. Tapi kalau boleh saya  nyumbang saran pikirkanlah aspek moralitas dan bikinlah perancanaan yang tepat, agar tidak ada yang dirugikan.
Okeee semangat saudara Kuu..


Salam
Bang Bir

Rabu, 09 November 2011

Dilematisnya Pekerja Tualan

Kondisi dilematis memang kerap terjadi manakala satu tuntutan harus dipenuhi dalam takaran yang tidak mungkin untuk di tunda. Dalam bahasa normatif adalah sandang, pangan dan papan.Deretan kebutuhan ini bertambah dengan kesehatan, pendidikan dan mungkin sedikit kenyamanan. 

Tualan (atau kegiatan tambang manual batubara) adalah sinergi antara tersedianya sumber daya, baik alam maupun manusia yang ditunjang oleh tidak adanya sistem preventif yang memadai untuk mengantarkan tualan ini naik kelas menjadi kegiatan yang lebih legal.

 Sehingga tualan membentuk sistemnya sendiri yang menyebabkan industri padat karya ini rawan terhadap berbagai resiko. 

Sebenarnya tugas pemerintah tinggal menata dan membuat sistem yang memungkinkan kegiatan tualan ini menjadi lebih market oriented dan mampu mengentaskan ratusan jiwa yang menggantungkan hidup dari sektor ini. Tanpa adanya campur tangan yang meningkatkan nilai tambah tualan, dapat dipastikan di akhir kegiatan hanya akan menyisakan kemiskinan dan kerusakan lingkungan. 

Langkah yang dapat dilakukan adalah duduk bersama dengan seluruh pihak yang berkepentingan untuk menghasilkan rencana aksi yang nyata bagaimana masa depan tualan ini.

Saat ini dan masa-masa yang belum tentu ke depan, para pelaku tualan masih bisa melakukan kegiatan tualan dengan mudah. Namun seiring waktu dan dalamnya lobang galian, resiko tualan bukan semakin ringan. Nasib mereka akan semakin suram, seiring tenggelamnya mentari di ufuk barat.  

Semoga ada harapan dibalik kegundagan para pelaku tualan, mereka hanya mencari sebatas mereka mampu.

Memvonis dan melarang tanpa ada jalan keluar adalah kezaliman. Laranglah kegiatan tualan dengan diiringi gandengan tangan untuk melakukan usaha lain yang menguntungkan dan berkelanjutan. Tanpa itu semua, kegiatan razia dan larangan hanyalah akan menciptakan militansi kegiatan tualan menjadi lebih luas lagi.

 Mari bergandengan tangan menciptakan kehidupan yang lebih baik lagi dengan dasar kasih sayang dan keadilan. Semoga. Insya Allah.

Salam pemberdayaan 
  Basyori Saini